Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the kenta domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /www/indo0329/38.181.63.215/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the kenta-ciela domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /www/indo0329/38.181.63.215/wp-includes/functions.php on line 6121
DELTASLOT88 – Sosok Paus Leo XIV dan Hubungan Mendalam dengan Papua: Kenangan dan Harapan Umat Katolik – DELTASLOT88
      DELTASLOT88

      DELTASLOT88 – Sosok Paus Leo XIV dan Hubungan Mendalam dengan Papua: Kenangan dan Harapan Umat Katolik

      Lihat Foto

      Paus Leo XIV, yang bernama asli Robert Francis Prevost, memiliki hubungan yang sangat erat dengan wilayah Papua, khususnya dengan komunitas Katolik di Papua Barat Daya.

      Sebelum terpilih sebagai pemimpin ke-267 Gereja Katolik Sedunia, Prevost pernah mengunjungi Papua pada tahun 2003, saat itu ia masih menjabat sebagai Prior Jenderal Ordo Santo Agustinus (OSA). Kunjungan ini diadakan untuk memperingati lima dekade karya misi OSA di Papua.

      Kunjungan Prevost bukan hanya sekadar momen formal; ia berupaya menjelajahi area yang lebih terpencil, di mana umat Katolik hidup dalam kondisi yang sangat sederhana dan jauh dari akses utama.

      Pengalaman Berkesan di Pedalaman Papua

      Dalam kunjungan tersebut, Prevost mengunjungi Paroki Santo Yosep Ayawasi di Kabupaten Maybrat dan Paroki Santo Yosep Senopi di Kabupaten Tambrauw. Pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat setempat, seperti yang diungkapkan oleh Pater Markus Malar, yang pada waktu itu masih berstatus novis.

      Markus menggambarkan Prevost sebagai sosok yang bersahaja, yang dengan tulus mau berinteraksi dengan umat di pedalaman.

      “Paroki di Ayawasi dan Senopi saat itu sangat sederhana, tetapi beliau tetap mau berkunjung dan menginap di sana. Dia merasakan keindahan alam Papua serta menjalin persaudaraan dengan umat,” ungkap Markus.

      Prevost juga dikenal sebagai pribadi yang ramah dan humanis.

      “Kami bisa berbagi meja makan dengan Pater Robert Francis Prevost. Ia sangat ramah, humanis, dan sederhana. Saya terkesan dengan kecerdasannya serta kerendahan hatinya,” tambahnya.

      Jan Pieter, yang juga menyaksikan kunjungan tersebut, menyatakan bahwa Prevost mampu berkomunikasi dalam berbagai bahasa, termasuk Italia, Perancis, Spanyol, dan Inggris, sehingga mudah diterima oleh berbagai komunitas internasional.

      “Beliau adalah sosok yang mengajak hidup sederhana di tengah dunia yang semakin materialistis,” ujarnya.

      Sosok Prevost dianggap mencerminkan semangat gereja yang inklusif dan penuh kasih bagi mereka yang terpinggirkan.

      Komitmen terhadap Pendidikan

      Salah satu warisan paling signifikan dari kunjungan Prevost adalah dukungannya terhadap pendidikan bagi masyarakat asli Papua. Dalam kesempatan itu, Paus Leo XIV memberikan seminar di SMA Santo Agustinus Sorong.

      Keterlibatannya dalam dunia pendidikan menunjukkan kepeduliannya terhadap masa depan generasi muda Papua, khususnya mereka yang berasal dari komunitas yang terpinggirkan. Pater Floridus Angelus Naja, seorang Imam Katolik Papua dan dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur Jayapura, mengungkapkan bahwa Prevost sangat berkomitmen untuk meningkatkan akses pendidikan bagi orang-orang kecil.

      “Beliau berupaya agar orang kecil mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik.

      Di bawah kepemimpinan beliau sebagai Prior General, saya dan tiga orang dari Papua diutus untuk belajar di Vatikan.

      Hi, I’m admin

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *