
Kucing rumahan dapat membedakan pemiliknya dan orang lain dari bau tubuh mereka, menurut sebuah penelitian baru.
Kajian Tokyo University of Agriculture ini menemukan bahwa kucing menghabiskan waktu lebih lama untuk mengendus tabung berisi bau orang yang tidak dikenal dibandingkan dengan tabung berisi bau pemiliknya.
Hal ini menunjukkan bahwa kucing dapat membedakan antara manusia yang dikenal dan tidak dikenal berdasarkan baunya, kata para peneliti. Namun, belum jelas apakah kucing dapat mengidentifikasi orang tertentu.
Dalam studi yang dipublikasikan pada 28 Mei 2025, para peneliti memberikan 30 kucing dengan tabung plastik berisi swab yang mengandung bau pemiliknya, swab yang mengandung bau orang yang berjenis kelamin sama dengan pemiliknya tapi belum pernah ditemui, atau swab bersih.
Penyeka yang diberikan kepada kucing terlebih dulu digosokkan di bawah ketiak, di belakang telinga, dan di antara jari-jari kaki pemiliknya dan orang tak dikenal.
Kucing menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengendus bau orang yang tidak dikenal dibandingkan dengan bau pemiliknya atau tabung kosong. Ini menunjukkan bahwa kucing dapat membedakan antara bau orang yang dikenal dan yang tidak dikenal, kata para peneliti.
Eksperimen kucing mengendus bau sudah dilakukan. Dalam eksperimen itu, anak kucing yang disapih mengendus kucing betina yang tidak dikenal lebih lama dibandingkan dengan induknya.
Namun, para peneliti mengingatkan bahwa tidak dapat disimpulkan bahwa kucing dapat mengidentifikasi orang-orang tertentu seperti pemiliknya.
“Rangsangan bau yang digunakan dalam penelitian ini hanya berasal dari orang yang dikenal dan tidak dikenal,” kata salah satu penulis penelitian, Hidehiko Uchiyama.
“Eksperimen perilaku di mana kucing diberi beberapa rangsangan bau sejumlah orang yang dikenal perlu ditempuh. Kami perlu menemukan pola perilaku spesifik pada kucing yang muncul ketika dia hanya merespons bau pemiliknya.”
Serenella d’Ingeo, seorang peneliti di University of Bari yang tidak terlibat dalam penelitian ini, namun telah mempelajari respons kucing terhadap bau manusia, mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kucing bereaksi secara berbeda terhadap bau yang dikenal dan tidak dikenal.
Namun, menurutnya, tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai motivasi kucing.
“Kami tidak tahu bagaimana perasaan hewan tersebut selama mengendus… Kami tidak tahu, misalnya, apakah hewan itu santai atau tegang,” katanya.
D’Ingeo menambahkan bahwa ketika kucing diberikan sampel bau tubuh pemiliknya, dan sampel itu bercampur dengan bau lingkungan sekitar, kucing bisa tertarik pada sampel tersebut karena ada bau lain yang tidak dikenalnya.
“Dalam situasi tersebut, pemilik tidak hanya menampilkan kehadiran visual mereka tetapi juga bau mereka,” katanya.
“Jadi, tentu saja, jika mereka menghadirkan bau lain yang berbeda dari bau pribadi mereka, maka mereka akan lebih menarik perhatian kucing.”
Para penulis studi menyimpulkan bahwa “kucing menggunakan penciuman mereka untuk mengenali manusia”.
Para ilmuwan tersebut juga mencatat bahwa kucing menggosokkan wajah mereka ke tabung setelah mengendus—perilaku khas kucing untuk menandai bau mereka pada sesuatu.
Ini menunjukkan bahwa mengendus mungkin merupakan perilaku eksplorasi sebelum menandai bau.
Para peneliti mengingatkan bahwa korelasi ini perlu diteliti lebih lanjut, bersama dengan teori apakah kucing dapat mengenali seseorang dari baunya.